
- Di Indonesia, stunting tetap menjadi tantangan besar yang membutuhkan fokus khusus. Berdasarkan data, sekitar 1 dari 5 balita memiliki risiko terkena stunting.
Pihak pemerintah sudah mengakhiri proses kumpul-kumpul datanya untuk Survei Status Gizi Indonesia tahun 2024. Berdasarkan hasil ini, tingkat stunting di seluruh negeri berkurang mencapai angka 19,8% yang sama saja dengan jumlah 4.482.340 anak kecil usia dini.
Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 1,7 persen jika dibandingkan dengan angka pada tahun 2023 yang mencapai 21,5 persen. Lebih dari 377.000 kasus balita terkena stunting telah berhasil dicegah. Informasi ini diambil dari situs web resmi Kemenko PMK.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan di Kemenko PMK, Sukadiono, mengatakan bahwa pencapaian itu membuktikan adanya perkembangan yang signifikan dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun demikian, dia juga menegaskan pentingnya terus-menerus melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat secara keseluruhan.
"Keseruan pentingnya peningkatan kerjasama antara berbagai pihak agar dapat memperbaiki mutu gizi penduduk di Indonesia," katanya pada Rakor Hasil SSGI 2024 yang dilaksanakan secara online beberapa waktu yang lalu.
Walaupun telah menurun, masalah gizi buruk masih menjadi hal serius yang harus ditangani dengan hati-hati. Kepastian serta kelanjutan dari program-program terkait juga penting agar dapat memerangi stunting di Indonesia secara efektif.
Untuk membantu menanggulangi masalah stunting di Indonesia, Yayasan Edu Farmers International bersama dengan perusahaan teknologi AI KeyReply, telah merilis program bernama ZeroStunting. Inisiatif ini merupakan kerja sama antara pihak publik dan swasta yang menggunakan kecergihan artificial intelligence dalam melakukan intervensi terkait kesehatan masyarakat serta mendukung para orangtua agar dapat lebih baik lagi dalam menyokong asupan nutrisi bagi anak-anaknya.
Proyek kreatif bernama "SAKTI" ini mendapat dukungan melalui bantuan dari Infoxchange, sebuah lembaga utama yang berfokus pada penguatan transformasi digital demi perubahan sosial.
Satu langkah penting dalam perjuangan melawan stunting adalah dengan memastikan anak-anak mendapatkan asupan makanan yang kaya akan protein, misalnya telur. Nutrisi dari sumber-sumber tinggi protein ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan tinggi badan serta bobot tubuh si kecil.
Beberapa studi telah membuktikan bahwa memakan minimal satu butir telur tiap harinya dalam waktu enam bulan bisa meningkatkan bobot dan tinggi badan, sekaligus mengurangi jumlah bayi yang menderita stunting. Tambahan lagi, memberikan pemahaman kepada para orangtua tentang metode pengasuhan yang benar serta nutrisi sesuai juga menjadi hal vital guna mensupport pertumbuhan si kecil.
Dana hibah tersebut membolehkan Edu Farmers menggunakan peralatan digital modern serta analisis data guna menjamin bahwa bantuan yang disampaikan memiliki dampak positif dan dapat berlanjut dengan baik. Dengan penerapan kecerdasan buatan atau AI, program ZeroStunting diyakin bisa mendongkrak pemantauan nutrisi selain itu juga merintis langkah-langkah dalam bidang kesehatan masyarakat dan perkembangan transformasi digital di waktu akan datang.
Proyek ZeroStunting telah terintegrasi dengan sistem kecerdasan buatan (AI) dari KeyReply, memberikan tampilan yang lancar dan nyaman digunakan oleh para orangtua untuk merekam makanan sehari-hari anak-anak mereka. Kini, orang tua bisa melaporkan konsumsi telur serta nutrisi lainnya pada platform SAKTI dan ikut memperbaharui datanya secara langsung dalam waktu nyata.
Hanya dengan melaporkan konsumsi telur oleh anak mereka, para orang tua yang memberikan izin kepada pemangku kepentingan dapat mengevaluasi pola nutrisi dan menerapkan tindakan pengendalian jika dibutuhkan.
"Melalui platform ZeroStunting kami menggunakan perangkat WhatsApp yang diperkuat dengan teknologi AI untuk mengumpulkan data real-time tentang asupan telur sehari-hari serta perkembangan fisik anak-anak. Dengan umpan balik instan tersebut, kami dapat mendeteksi defisiensi nutrisi dan melakukan tindakan preventif tepat waktu sehingga setiap anak dalam risiko bisa mendapatkan bantuan vital yang dibutuhkan," ungkap Dr. Lukmanul Hafiz, Kepala Program & Operasional Stunting pada Yayasan Edu Farmers lewat rilisnya.
Di samping itu, solusi AI buatan KeyReply mempermudah prosedur tersebut melalui otomatisasi pengumpulan informasi, verifikasi catatan nutrisi, serta penyampaian analisis yang berpotensi diimplementasikan. Teknologi cerdas ini mampu mendeteksi pola konsumsi telur dan kandungan zat gizi lainnya, kemudian memberikan pemberitahuan kepada para stakeholder saat tindakan campur tangan dibutuhkan.
Platform AI ini pun dapat disinkronkan dengan lancar ke dalam aplikasi seperti WhatsApp, menjamin kemudahan akses bagi para orangtua untuk menyampaikan laporan serta mendapatkan petunjuk mengenai asupan nutrisi buah hati mereka.
Sejak tahun 2022, gerakan ZeroStunting mengklaim sudah memiliki dampak positif pada kurang lebih 2.000 anak di 66 kecamatan dan desa di seluruh Indonesia. Berdasarkan data terbaru, rasio kesesuaian mencapai angka 70-80% dari para orangtua yang menyediakan telur bagi buah hati mereka. Dengan menggunakan sistem lacak berbasis teknologi cerdas serta pendekatan personal, proyek ini bermaksud meningkatkan peran aktif orang tua sekitar 10-15%, sehingga dapat menjaga asupan nutrisi secara berkesinambungan.
Informasi yang telah dihimpun akan diperiksa untuk membuka pemahaman tentang kebiasaan makan serta mencari tahu bagian mana saja yang membutuhkan penanganan cepat. Dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI), proyek ini bisa mengevaluasi perkembangan tren, meramalkan potensi masalah, dan membantu baik organisasi pemerintahan maupun nonprofit dalam melaksanakan upaya nutrisi yang lebih efektif.
"Kami menyediakan solusi yang membolehkan Edu Farmers menerapkan metode lebih efisien dan dapat diperluas guna menangani masalah kurang gizi," jelas Peiru Teo, CEO dari KeyReply.
Sepanjang masa uji coba, ZeroStunting pun mendapati bahwa sebuah lokakarya gizi yang bertahan selama 2 jam dapat mendorong kenaikan pemahaman para orangtua sekitar 13%. Dengan platform berbasis kecerdasan buatan ini diproyeksikannya kemampuan untuk memperluas pengetahuan orangtua menjadi antara 25% sampai dengan 35% dalam jangka waktu tertentu.
Di samping itu, tujuan dari program ini adalah meningkatkan partisipasi sebanyak 30% lebih banyak keluarga dalam mencapai penerapan praktek nutrisi yang disarankan. Dengan melibatkan 1.000 orangtua, teknologi berbasis kecerdasan buatan ini bermaksud menjamin peningkatan status gizi pada anak-anak dengan risiko gangguan pertumbuhan secara berkesinambungan.
0 Komentar