
Berdasarkan studi, beberapa hal yang sudah tak disenangi individu berkualitas intelektual tinggi saat mereka menua bisa dikaitkan dengan norma sosial, keinginan personal, serta harapan-harapan yang kurang masuk akal.
Seiring bertambahnya usia, umumnya orang menjadi semakin mengerti tentang hal-hal yang benar-benar berarti dalam hidup serta apa saja yang tidak worth effort. Khusus untuk individu dengan tingkat kepintaran di atas normal, terdapat banyak sekali pergantian perspektif dari tahun ke tahun.
Berdasarkan artikel di Your Tango, berikut tujuh tindakan yang kian dilupakan oleh mereka dengan kecerdasan emosional tinggi, dan Anda mungkin juga akan menemukan kesamaannya.
1. Hubungan yang dangkal
Seiring berjalannya waktu, hubungan yang hanya bersifat formal menjadi tampak melelahkan. Ini bukan berarti Anda menjadi sosok yang menutup diri dari orang lain, tetapi ada perubahan pandangan tentang bagaimana kita sebaiknya bertukar pikiran dan bergaul dengan satu sama lain.
Berdasarkan penelitian dari Psychology and Aging, sebagian besar orang condong untuk mengakhiri ikatan yang kurang berarti dan mulai menekankan pada dialog yang lebih dalam.
Orang dengan kecerdasan intelektual yang tinggi cenderung memilih percakapan yang jujur, penuh pertimbangan, dan bernilai emosi daripada hanya basa-basi dalam grup WhatsApp.
2. Kondisi yang membuat seseorang teralihkan dari aktivitas bermanfaat
Menjelajahi media sosial berjam-jam atau menonton acara tanpa henti yang tak membawa manfaat mulai dirasakan sebagai pemborosan waktu.
Studi yang dilakukan oleh National Institute on Aging mengungkapkan bahwa keuntungan terlibat dalam hobbi berasal dari niat yang disengajakan dan pemahaman akan diri sendiri.
Kecerdasan tidak hanya terkait dengan logika, tetapi juga melibatkan kapabilitas dalam mengetahui apa yang berguna bagi kesejahteraan jiwa dan perkembangan diri.
3. Mencoba untuk beradaptasi
Sekarang mungkin Anda berpikir perlu menunjukkan diri seperti yang diharapkan orang lain agar dapat diterima. Namun seiring berjalannya waktu, Anda mulai menyadari bahwa menjadi diri sendiri sangatlah penting.
Orang berIQ tinggi cenderung memiliki kesadaran emosi yang tajam, oleh karena itu mereka tak lagi merasa perlu mengikuti pola perilaku atau cara hidup oranglain cuma untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat sekitar.
4. Belanja berlebihan untuk hal-hal material
Lebih baik menghabiskan uang untuk perjalanan, mencari pengalaman baru, atau merasakan moment bersama orang-orang tersayang daripada hanya membeli barang bermerk agar tampak keren di media sosial.
Berdasarkan data dari Frontier Economics, disebutkan bahwa preferensi masyarakat lebih condong pada pilihan untuk memprioritaskan pengalaman dibandingkan dengan barang materi sejalan dengan pertambahan umur mereka. Untuk individu berkepintaran tinggi, lambat laun tanda-tanda status semacam tas branded ataupun perangkat elektronik terkini menjadi kurang menarik apabila tak memberikan makna pribadi bagi pemiliknya.
5. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang tidak baik
Sekaliupun dulu Anda mungkin bersemangat untuk bekerja lembur dengan tujuan mencapai kedudukan tertentu atau mendapatkan pujian dari atasan. Namun seiring berjalannya waktu, Anda mulai menyadari bahwa kesejahteraan jiwa serta waktu relaksasi tak ternilai harganya.
Seseorang berIQ tinggi menyadari bahwa keletihan tak selalu berkaitan dengan hasil kerja. Mereka cenderung melakukan pekerjaan secara lebih cerdas daripada sekadar bekerja ekstra keras.
6. Bersosialisasi daripada menyendiri
Bukan bermakna menjadi sosok yang sepenuhnya terasingkan, tetapi individu dengan otak tajam umumnya mendapatkan tenaga serta kelapangan pemikiran dari momen-momen menghabiskan waktu seorang diri.
Studi dari Current Opinion in Psychology menunjukkan bahwa introspeksi diri serta pembentukan minat personal semakin mendapat perhatian saat seseorang beranjak dewasa. Oleh karena itu, wajar saja jika Anda mulai lebih teliti dalam memilih kegiatan sosial mana yang akan diikuti.
7. Gosip
Pada masa lalunya, mungkin asyik mendiskusikan tentang siapa yang berkencan dengan siapa dan siapa saja yang baru keluar dari perusahaan. Namun saat ini? Hal itu menjadi sangat menguras tenaga. Meskipun percakapan berisi drama dapat digunakan sebagai metode dalam memperkuat ikatan sosial, namun bila dilakukan secara teratur akan justru menelan banyak energi.
Seseorang berIQ tinggi cenderung mengarahkan diri ke arah diskusi yang konstruktif, mendalam, atau mungkin hanya duduk membaca buku, ketimbang terlibat dalam pembicaraan gosip yang kurang bernilai tambahan.
Pada akhirnya, pergeseran minat ini bukanlah proses cepat. Namun, seiring bertambahnya usia dan pertumbuhanmu, kau akan menyadari bahwa kehidupan begitu singkat untuk dibuang pada sesuatu yang tak bernilai.
Bagi mereka yang memilikiIQ tinggi, berhenti dari kebiasaan-kebiasaan tersebut bukannya sebuah kerugian, melainkan malah merupakan tahap kematangan dalam menghadapi kehidupan dengan penuh kesadaran.
0 Komentar