Diketahui bahwa satelit Kosmos 482 dari Uni Soviet dilaporkan telah jatuh ke bumi pada tanggal 10 Maret 2025.
Berdasarkan informasi dari lembaga antariksa Rusia, Roscosmos, satelit Kosmos 482 tersebut jatuh di Di Samudera Hindia, bagian barat Jakarta, terletak 560 km ke arah tenggara selatan pulau Andaman Tengah.
Berdasarkan observasi yang tersedia, satelit Kosmos 482 tersebut sekitar jatuhnya. Pukul 09.24 pagi di Moscow (atau pukul 13.24 WIB).
Tidak terdapat laporan mengenai kerusakan ataupun cidera, serta belum diketahui dengan pasti apakah pesawat tersebut mendarat di laut dalam kondisi sempurna.
Maka, apakah sebenarnya Satelit Cosmos 482 itu?
Satelit Kosmos 482
Satelit Kosmos 482 merupakan sebuah kendaraan luar angkasa buatanUni Soviet yang ditempatkan di orbit melalui peluncuran dengan roket Molniya 8K78M dari kompleks penerbangan ruang Angkasa Baikonur, Kazakhstan pada tanggal 31 Maret tahun 1972. .
Satelit ini pada awalnya direncanakan untuk mendarat di planet Venus; akan tetapi, upaya itu tak berhasil lantaran adanya kesalahan dalam penyetelan timer yang mengakibatkam tahap penggerak Blok L berhenti terlalu cepat, membuat Cosmos 482 kurang memiliki kecepatan guna melarikan diri dari orbit bumi serta pergi menuju Venus. .
Sejak gagalnya misinya, Kosmos 482 telah beredar di sekitar Bumi dengan orbit bertipe ellipsis selama hampir setengah abad yakni lebih dari 53 tahun, dan saat ini tidak memiliki tujuan operasional yang pasti. Kini satelit itu hanya memutar-memutar diri di luar angkasa seperti sampah ruang angkasa lainnya, demikian menurut Info Astronomy.
Menurut laporan di Kompas.com, satelit Kosmos 482 pada awalnya tidak diberi nama seperti itu.
Dia seharusnya menjadi bagian dari proyek besar Venera — seri misi ruang angkasa Soviet yang mengeksplorasi planet Venus di antara tahun 1961 hingga 1984.
Tujuannya adalah meluncurkan pesawat penjelajah ke permukaan planet itu, di mana atmosfirnya sangat tebal dan temperatur permukaannya dapat mencairkan timah.
Peluncuran yang direncanakan bagi Satelit Kosmos 482 ditetapkan tepat empat hari sesudah suksesnya misi Venera 8 pada tanggal 27 Maret 1972.
Tetapi pada tanggal 31 Maret, sebuah bencana terjadi.
Setelah sukses diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan dan menjangkau orbit parkir Bumi, roket Molniya bagian atas yang bertugas mengantarkannya ke Venus malah gagal lebih dulu karena disetting dengan waktu yang salah.
Berdasarkan informasi dari NASA, "Umumnya misi ke planet yang dikerjakan oleh Soviet akan memulai perjalanan mereka dari orbit Bumi dan kemudian meluncur ke tujuan dengan mengaktifkan mesin untuk kurang lebih empat menit."
Tetapi untuk Kosmos 482, pembakaran tersebut berakhir terlalu dini, menyisakan kapal ruang tertahan pada lintasan mengorbit Bumi yang tak menentu.
Untuk menyembunyikan kekecewaan itu, Uni Soviet merubah namanya menjadi Kosmos 482 — sebuah istilah umum yang dipakai untuk satelit-satellite yang beredar di sekitar Bumi saja.
Setelah mengorbit selama 53 tahun di ruang angkasa, orbitnya yang terus merosot karena resistansi atmosfer menyebabkan benda tersebut akhirnya mendarat kembali di Bumi pada tanggal 10 Mei 2025 sekitar pkl 13:24 WIB di Laut Hindia, barat Pulau Andaman dan juga barat Jakarta. .
Kejatuhan ini terjadi setelah satelit tersebut tidak lagi mampu mempertahankan kecepatannya, sehingga gaya sentripetal dan sentrifugalnya tidak seimbang .
Kosmos 482 mempunyai bobot keseluruhan kira-kira 1.180 kilogram, di mana kapsul mendaratannya memiliki berat 495 kilogram dan ukurannya sekitar satu meter. .
Ketika masuk ke atmosfer Bumi, kecepatannya diestimasikan antara 240-242 kilometer per jam. .
Sejak jatuhnya satelit di lautan yang terpencil dari area permukiman, tak ada kabar tentang adanya korban jiwa ataupun kerusakan akibarnya. .
Peristiwa tersebut menggarisbawahi persoalan limbah luar angkasa yang semakin membludak dalam orbit Bumi, dengan rata-rata ada sekitar tiga fragmen besar dari sampah ruang angkasa yang jatuh ke bumi tiap harinya. .
Kosmos 482 merupakan ilustrasi dari sejarah eksplorasi ruang angkasa pada masa Uni Soviet serta menggambarkan kesulitan dalam menangani limbah luar angkasa. )
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Lihat pula berita atau detail tambahan di Facebook , Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
0 Komentar