PRAJURIT KERATON YOGYAKARTA

Keraton Yogyakarta saat ini memiliki sepuluh kelompok pasukan yang disebut sebagai bregada. Jumlahnya sekitar 600 orang.  Pimpinan tertinggi dari keseluruhan bregada prajurit keraton adalah seorang Manggalayudha atau Kommandhan/Kumendham Wadana Hageng Prajurit. 
Manggalayudha bertugas mengawasi dan bertanggung jawab penuh atas keseluruhan pasukan. Ia dibantu oleh seorang Pandhega (Kapten Parentah), dengan sebutan lengkapnya Bupati Enem Wadana Prajurit, yang bertugas menyiapkan pasukan. Setiap pasukan atau bregada dipimpin oleh perwira berpangkat Kapten. Kecuali bregada Bugis dan Surakarsa yang dipimpin oleh seorang Wedana.

Pandhega didampingi oleh perwira yang disebut Panji (Lurah). Perwira ini bertugas mengatur dan memerintah keseluruhan prajurit dalam bregada. Setiap Panji didampingi oleh seorang Wakil Panji. Sementara itu, regu-regu dalam setiap bregada dipimpin oleh seorang bintara berpangkat sersan.
Keseluruhan perwira dalam semua bregada dipimpin oleh seorang Pandhega, kecuali Bregada Wirabraja dan Bregada Mantrijero yang langsung di bawah Kommandhan.

Prajurit Keraton Yogyakarta dapat dibagi ke dalam tiga kelompok. Prajurit yang dimiliki Kepatihan, yaitu Bregada Bugis. Prajurit yang dimiliki Kadipaten Anom (putera mahkota), yaitu Bregada Surakarsa. Dan sisanya dimiliki oleh keraton.
Bregada Bugis awalnya berasal dari Bugis, Sulawesi. Namun prajurit yang ada kini sudah tidak lagi terdiri dari orang-orang Bugis. Dalam upacara Garebeg bertugas sebagai pengawal gunungan yang dibawa menuju Kepatihan.

Bregada Surakarsa berasal dari kata sura dan karsa. Kata sura berarti berani, sedangkan karsa berarti kehendak. Secara filosofis Surakarsa bermakna prajurit yang pemberani dengan tujuan selalu menjaga keselamatan Adipati Anom (Putra Mahkota). Dalam upacara GarebegBregada Surakarsa bertugas mengawal gunungan yang dibawa ke Masjid Gedhe.

Bregada Wirabraja berasal dari kata wira dan braja. Kata wira berarti berani, dan braja berarti tajam. Secara filosofis Wirabraja berarti prajurit yang sangat berani dan tajam panca inderanya. Mereka selalu peka dengan keadaan, pantang menyerah dalam membela kebenaran, dan pantang mundur sebelum musuh dikalahkan.

Bregada Dhaeng berasal dari sebutan gelar bangsawan di Makasar. Pada awalnya prajurit Dhaeng memang berasal dari sana. Namun prajurit yang ada kini sudah tidak lagi terdiri dari orang-orang Makasar.

Bregada Patangpuluh masih kabur sampai sekarang, yang jelas nama tersebut tidak ada hubungannya dengan jumlah anggota bregada
Bregada Jagakarya berasal dari kata jaga dan karya. Kata jaga berarti menjaga dan karya berarti tugas atau pekerjaan. Secara filosofis Jagakarya bermakna prajurit yang mengemban tugas selalu menjaga dan mengamankan jalannya pelaksanaan pemerintahan dalam kerajaan.

Bregada Prawiratama berasal dari kata prawira dan tama. Kata prawira berarti berani atau perwira. Kata tama dalam bahasa Sansekerta berarti utama atau lebih, sedang dalam bahasa Kawi berarti ahli atau pandai. Secara filosofis Prawiratama bermakna prajurit yang pemberani dan pandai dalam setiap tindakan, selalu bijak walau dalam suasana perang.

Bregada Nyutra berasal dari kata dasar sutra yang mendapat awalan "n". Kata sutra dalam bahasa Kawi berarti unggul atau ketajaman. Sedang dalam bahasa Jawa Baru mengacu pada kain sutra yang halus. Sedang tambahan awalan "n" memberi arti tindakan aktif sehubungan dengan sutra. Prajurit Nyutra merupakan pengawal pribadi Sultan. Secara filosofis Nyutra bermakna prajurit yang sehalus sutra dan selalu mendampingi dan mejaga keamanan raja, tetapi memiliki ketajaman rasa dan keterampilan yang unggul.

Bregada Ketanggung berasal dari kata tanggung yang mendapat awalan "ke-". Tanggung berarti beban atau berat. Sedangkan awalan "ke-" bermakna sangat. Secara filosofis Ketanggung bermakna pasukan dengan tanggung jawab yang sangat berat.

Bregada Mantrijero berasal dari kata mantri dan jeroMantri berarti juru bicara, menteri, atau jabatan di atas bupati. Jero berarti dalam. Secara filosofis Mantrijero bermakna prajurit yang mempunyai wewenang ikut ambil bagian dalam memutuskan hal-hal dalam lingkungan keraton.

Daftar Pustaka:
Yuwono Sri S, dkk. 2009. Prajurit Kraton Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
https://www.kratonjogja.id/prajurit/2/bregada-prajurit-keraton-yogyakarta


Posting Komentar

0 Komentar