Pembelajaran pada Revolusi Industri 4.0

Industri 4.0 merupakan sebuah tren terbaru teknologi yang terus berkembang, yang berpengaruh besar terhadap proses produksi pada sektor manufaktur. Teknologi tersebut meliputi kecerdasan buatan (artificial intelligent), perdagangan elektronika, data raksasa, teknologi financial, ekonomi berbagi, hingga penggunan robot.






Klasifikasi Revolusi Industri :
- pertama : 1750-1830 dengan ditemukannya mesin uap
- ke dua : 1870-1900 dengan penemuan listrik, kimia, minyak, dan alat elektronika
- ke tiga : 1960- sekarang dengan penemuan komputer internet dan telpon genggam














Ada dua bentuk kegiatan belajar yang dapat dilakukan dengan media digital :
1. Interactive tools : peserta didik menggunakan internet di dalam dan luar sekolah sebagai media informasi
2. Interacting with Others : berinteraksi dengan orang lain
merupakan bentuk komunitas belajar peserta didik secara digital yang berbasis web dan situs media sosial seperti :
- blog      : jurnal pribadi yang dapat diakses publik
- wiki      : informasi web yang dapat diedit oleh pengguna yang terdaftar
- podcast : file multimedia berbasis internet yang diformat untuk dapat diundu langsung ke perangkat seluler.

Kemampuan yang dikembangkan guru untuk menunjukan potensinya terkait tugas dan peranya di era digital yaitu :
1. Interactive Instruction (pembelajaran interactive) : pembelajaran dengan presentasi dengan media interaktif. Penyajian media bentuk ini biasa berupa powerpoint atau prezi presentasion
2. Personal Response System (PRS) : guru dalam pembelajaran berbasis digital menggunakan perangkat digital handlehand, seperti personal respons system (PRS) juga disebut clicker, ini di gunakan untuk mengecek kehadiran/presensi siswa. 
Manfaat utama PRS adalah mengetahui respons dari siswa dalam berbagai macam keadaan. Penggunaan PRS di dunia pendidikan digunakan untuk 
- mengukur pemahaman siswa terhadap konsep
- membandingkan sikap siswa terhadap ide-ide yang berbeda,
- memprediksi situasi dengan perumpamaan kondisi
- memfasilitasi drill dan praktik skill dasar
3. Mobile Assessment Tools : dengan Mobile Device guru merekam data assesmen siswa secara langsung dalam perangkat seluler
4. Comunity of Practice (Komunitas Praktik) :interaksi berbasis internet memungkinkan guru untuk berkolaborasi maupun bertukar gagasan dan materi. penggunaan media yang efektif menuntut agar para guru lebih terorganisir di dalam menjalankan tugas pembelajaranya.

Lima pedoman dasar menjadi guru digital
1. Memfasilitasi dan menginspirasi pembelajaran dan kreatifitas siswa
    Guru menggunakan pengetahuan mereka tentang materi pelajaran, pengajaran dan pembelajaran, dan teknologi untuk memfasilitasi pengalaman yang memajukan pembelajaran siswa, kreatifitas, dan inovasi baik di lingkungan tatap muka dan virtual.
2. Merancang dan mengembangkan pengalaman dan penilaian pembelajaran digital Age
  Guru merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi pengalaman belajar otentik dan penilaian yang menggabungkan alat dan sumber daya kontemporer untuk memaksimalkan pembelajaran konten dalam kontak dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diidentifikasi dalam NETS-S
3. Model belajar dan Belajar Digital Age
    Guru menunjukan pengetahuan, ketrampilan, dan proses kerja yang mewakili profesional inovatif dalam masyarakat global digital
4. Mempromosikan dan model digital citizenship dan tanggung jawab
    guru memahami maalah dan tanggungjawab sosial lokal dan global dalam budaya digital yang berkembang dan menunjukan perilaku hukum dan etika dalam praktik profesional mereka
5. Terlibat dalam pertumbuhan profesional dan kepemimpinan
    Guru secara terus menerus meningkatkan praktik profesional mereka, memodelkan pembelajaran pembelajaran seumur hidup, dan memamerkan para pemimpin dalam komunitas sekolah dan profesional mereka dengan mempromosikan dan mendemontraskan pengguna alat-alat digital dan sumber daya secar efektif.

Posting Komentar

0 Komentar